Maria Marselina Goran

Maria Marselina Goran, akrab disapa Sherly adalah seorang guru berasal dari Pulau Flores yang saat ini mengajar pada SD Inpres Towe Atas di pedalaman Kabu...

Selengkapnya
Navigasi Web
Terserang Malaria Pertama Kali di Papua

Terserang Malaria Pertama Kali di Papua

Tantangan hari ke 8

Tantangan menulis 30 hari Gurusiana

Hari itu, sekembalinya dari sungai setelah mandi sekitar pukul enam pagi saya merasa sedikit kedinginan. Meskipun merasa kurang fit, tetapi saya akhirnya memutuskan ke sekolah pagi itu setelah melihat beberapa murid sudah menyeberangi sungai ke sekolah.

Setelah menyeduh segelas teh dan menuangkannya ke dalam botol air minum, saya menyeberangi sungai menuju sekolah berteman jaket tipis yang selalu saya kenakan. Dingin sungai membuat perasaan saya semakin gelisah, sebab tak seperti biasanya. Dinginnya kali ini terasa berbeda .

Sesampainya di sekolah, saya langsung melangkah ke rumah guru yang tidak bisa saya tempati karena seorang diri dan jauh dari pemukiman. Saya hanya singgah sebentar untuk berganti pakaian lalu beranjak ke sekolah membuka ruangan kelas.

Anak-anak berdatangan satu persatu meskipun baru pukul setengah tujuh tetapi hampir semuanya sudah siap di halaman sekolah. Kebanyakan di antara mereka tidak memiliki jam tangan atau handphone, jadi mereka mematok waktu masuk kelas adalah saat gurunya tiba di sekolah.

Setalah mengajar 6 kelas dalam tiga ruangan yang berbeda hingga pukul satu siang saya kembali ke rumah, tempat tinggal saya untuk sementara waktu karena perumahan guru jauh dari pemukiman. Terik matahari membuat saya merasa semakin kedinginan.

Saya berbaring dengan tubuh yang panas tinggi dan gemetar. Tidak ada persediaan obat yang saya bawa, karena selama dua semester saya tidak pernah sakit sehingga saya begitu yakin bahwa kali ini saya tidak mungkin sakit.

Hari beranjak sore, anak-anak membawa singkong, daun bayam merah dan beberapa buah pisang matang. Saya menyuruh mereka meletakkannya di dekat kompor, lalu saya kembali berbaring. Beberapa orang tua bertanya mengapa saya tidak terlihat di teras rumah seperti biasanya. Sayup-sayup saya mendengar anak-anak menjawab bahwa saya lelah mengajar beberapa kelas.

Hari kedua, panas pun tak kunjung reda. Kali ini disertai nyeri di seluruh tubuh saya. Beberapa siswa berdatangan, menanyakan ketidakhadiran saya di ruang kelas. Saya memberikan alasan bahwa saya demam. Mereka berdatangan, duduk di teras dan menemani saya yang tertidur di dalam kamar.

Saya kehabisan tenaga setelah hampir seminggu tidak makan apa-apa. Saya menyeduh segelas teh hangat lalu berbaring lagi hingga sore. Suhu tubuh saya terus meningkat disertai mual dan pusing. Saya menangis sejadi-jadinya. Beberapa ibu-ibu datang menjenguk dan menenangkan saya. Mereka bahkan meminta anak-anak perempuan untuk tidur di ruang tengah rumah saya, agar saya bisa meminta tolong saat kesulitan .

Dan tepat seminggu, sebuah mobil dari kota akhirnya tiba. Saya bernegosiasi dengan supir agar ia mempercepat kepulangannya ke kota. Beberapa ibu-ibu membawa tas saya, sementara anak-anak membereskan rumah yang saya huni dan mengembalikan kunci rumah ke pemiliknya.

Hari itu saya akhirnya kembali. Dengan tubuh lunglai masuk ke dalam mobil. Supir pun merasa iba dan tetap pulang ke kota meskipun hujan deras. Hampir dua jam supir bergelut dengan lumpur yang menghalangi roda mobil untuk melaju. Saya meringis kedinginan di dalam mobil.

Hujan terus mengguyur. Pak supir dengan berbagai upayanya untuk tetap membawa saya ke kota. Ia bahkan meminjamkan bantal dan selimut agar saya bisa berbaring. Beberapa kali ia menoleh dan bergumam "Kasihan ibu guru". Saya hanya mendengar tanpa menjawab, tanpa membuka mata.

Dua jam berlalu, barangkali doa pun dijawab semesta. Mobil berhasil keluar dari lumpur dan kami melanjutkan perjalanan. Karena saya menggigil sepanjang perjalanan, pak supir akhirnya menghentikan mobil di sebuah puskesmas. Saya positif malaria tersiana. Pertama kalinya selama tinggal di Papua bertahun-tahun.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Inspiratif kisahnya...Salam Literasi Bu

04 Jul
Balas

Terima kasih Bu

04 Jul

Sehat selalu ya bun

04 Jul
Balas

Amin Bu

04 Jul

inget teman waktu tugas di papua, anaknya sering terserang malaria, salam bu...

04 Jul
Balas

Iya Bu, kalau sudah di Papua, mustahil lolos dari malaria

04 Jul

Luar biasa bu semoga lekas sembuh. Sukses selalu

04 Jul
Balas

Amin Bu

04 Jul

Tetap kuat itingku... Sehat selalu...

06 Jul
Balas

Tetap kuat itingku... Sehat selalu...

06 Jul
Balas

Tetap kuat itingku... Sehat selalu...

06 Jul
Balas



search

New Post